Pasti merupakan bukti bagi siapa saja yang berakal dan berhati nurani
bahwa tak satu pun dari obyek yang ada, tak satu pun dari peristiwa yang
terjadi, dan tak satu pun dari hukum yang berlaku di alam semesta ini
yang sia-sia atau pun tanpa tujuan. Susunan dan dayatahan alam semesta,
sebagaimana yang kami perlihatkan di bab-bab terdahulu, didasarkan pada
keseimbangan yang sangat sebanding. Keseimbangan-keseimbangan ini,
sebagai bahan bukti yang tak terbantahkan, menunjukkan bahwa alam
semesta DICIPTAKAN. Dengan demikian, bisakah dinyatakan bahwa alam
semesta ini diciptakan dengan sia-sia?
Tentu saja tidak.
Di dalam tindakan terkecil pun yang dilakukan oleh orang yang tinggal di
bumi yang sekecil partikel debu di antara trilyunan galaksi, terdapat
tujuan. Jadi, masuk akalkah pernyataan bahwa seluruh alam semesta
diciptakan dengan sia-sia?
Allah mengabarkan bahwa manusia tidak diciptakan dengan sia-sia:
Adakah kamu mengira Kami menciptakan kamu sia-sia, dan kamu tidak akan kembali kepada Kami? (Surat al-Mu'minuun, 115)
Kehidupan di bumi dimungkinkan keberadaannya oleh serangkaian fenomena
ajaib yang tak terhitung dari Ledakan Dahsyat hingga atom, dari atom
hingga galaksi, dan dari galaksi hingga planet kita sendiri. Segala
kebutuhan hidup di bumi kelihatannya direncanakan dengan seksama dan
diciptakan dengan cara yang paling sesuai: matahari di angkasa yang
menyediakan semua energi yang dibutuhkan, persediaan yang tersimpan di
bawah tanah, dan suatu dunia yang di mana-mana dilengkapi dengan jutaan
aneka spesies tumbuh-tumbuhan dan binatang. Walaupun ada
peristiwa-peristiwa luarbiasa seperti tersebut, orang-orang mungkin
masih menyangkal keberadaan Allah. Dengan beranggapan secara masuk-akal
bahwa manusia terbentuk dari sperma, orang-orang ini tidak percaya bahwa
mereka akan dibangkitkan kembali sesudah mati sebagaimana dikabarkan
dalam Al-Qur'an, dan berkomentar yang tidak relevan. Dalam Al-Qur'an
Allah telah menunjukkan penalaran orang-orang kafir yang berbelit-belit
dan memberi mereka jawaban:
Dan Ia membuat perumpamaan tentang Kami dengan melupakan asal
kejadiannya sendiri; dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan
tulang-belulang yang sudah hancur-luluh?" Katakanlah, "Yang akan
menghidupkannya, Yang menciptakannya pertama kali! Dia Mahatahu akan
segala penciptaan." (Surat Yaasiin, 78-79)
Allah-"Yang menjadikan mati dan hidup"-menciptakan segala sesuatu di
alam semesta untuk tujuan tertentu dan telah menjelaskan tujuan
penciptaan manusia: "supaya Dia menguji kamu,
siapa yang lebih baik amalnya di antara kamu ; dan Dia Mahaperkasa, Maha
Pengampun." (Surat al-Mulk, 2). Sebagaimana yang dijelaskan di
ayat ini, dunia ini tempat pengujian dan sementara. Ada akhir riwayat
manusia di samping akhir riwayat dunia, yang waktunya ditakdirkan oleh
Allah. Manusia berkewajiban menjalani kehidupan singkat yang
dianugerahkan kepada mereka menurut syarat-syarat yang ditetapkan oleh
Allah dan dipaparkan kepada mereka dalam Al-Qur'an. Di hari akhir,
mereka pasti diganjar atas segala perbuatan mereka di sini.
AZAB ABADI
Di buku ini kami telah memerikan tanda-tanda yang nyata perihal
keberadaan Allah, pembela sistem-sistem yang didasarkan pada penolakan
terhadap Allah, dan jenis konteks sosial yang hendak mereka tegakkan.
Segala hal yang kita bahas sejauh ini berkaitan dengan "kehidupan di
dunia ini". Akan tetapi, apa yang terjadi sesudah kematian, yakni "Hari
Akhir", juga pantas dipertimbangkan dengan kritis.
Mereka yang bersusah-payah untuk memajukan sistem-sistem yang terutama
bersandar pada kekufuran kepada Allah itu menawarkan kehidupan yang
penuh kesusahan bagi para penganutnya di bumi ini. Orang-orang ini juga
akan menyebabkan pengikut mereka menderita hukuman yang memilukan di
Hari Akhir. Di sana mereka sama sekali tidak menunjukkan perhatian yang
teliti yang dahulunya mereka perlihatkan kepada orang-orang bodoh yang
mengikuti mereka di dunia. Sebaliknya, di sana, mereka hanya memikirkan
keselamatan diri sendiri, seperti dinyatakan dalam ayat berikut ini:
Sekiranya setiap orang yang berbuat zalim memiliki segala yang ada di
bumi, tentu ia gunakan untuk menebus dirinya. ... (Surat Yuunus, 54)
Sikap mereka yang memperjuangkan kekufuran di dunia ini diungkapkan juga di ayat lain:
... Setiap kali masuk suatu golongan ia mengutuk saudaranya, sehingga
ketika semua sudah saling menyusul ke dalamnya, kata mereka yang
belakangan tentang yang sudah terlebih dulu, "Tuhan, merekalah yang
menyesatkan kami. Jatuhkanlah azab berlipat ganda terhadap mereka dalam
api neraka." Ia berfirman, "Semua dua kali lipat, tetapi kamu tidak
tahu." Lalu yang terlebih dulu berkata kepada yang belakangan, "Kamu
tiada mempunyai kelebihan atas kami. Maka rasakanlah azab atas segala
yang kamu perbuat!" (Surat al-A'raaf, 38-39)
Jadi, sebenarnya tidak terdapat banyak perbedaan antara para pendahulu
kekufuran dan orang-orang yang menyusul di belakang mereka. Sebagai
hasilnya, kedua kelompok ini menderita kerugian banyak dan layak
mendapat azab abadi atas dosa-dosa yang mereka kerjakan di dunia. Dalam
Al-Qur'an, Allah telah merinci suasana dan keadaan yang akan dialami
oleh orang-orang ini dan azab yang akan mereka derita di hari kiamat,
hari hisab, dan di neraka.
HARI KIAMAT
Kala Allah menyebut hari kiamat di Al-Qur'an, Ia menyebutnya "hari
ketika si penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang asing ..."
(Surat al-Qamar, 6). Kengerian pada hari itu adalah sesuatu yang tidak
diketahui oleh umat manusia karena mereka belum pernah menghadapi
sesuatu yang menyerupainya.
Hanya Allah yang mengetahui tibanya waktu hari itu. Pengetahuan manusia
mengenai hari itu terbatas pada hal-hal yang terkait dalam Al-Qur'an.
Hari kiamat akan datang secara tiba-tiba tatkala tak seorang pun
mengharapkannya.
Hari tersebut bisa mencekam orang-orang manakala mereka bekerja di
kantor, tidur di rumah, berbicara di telepon, membaca buku, tertawa,
menangis, atau pun mengantar anak-anak ke sekolah. Lebih lanjut, cekaman
ini akan amat menakutkan melebihi segala kengerian yang pernah ada di
dunia.
Hari kiamat berawal dengan peniupam trumpet (Surat al-Muddatstsir,
8-10). Tatkala suara ini diperdengarkan di seluruh penjuru dunia, mereka
yang tidak memamfaatkan waktu yang dikaruniakan kepada mereka oleh
Allah untuk memperoleh rida-Nya akan dicekam oleh ketakutan yang
dahsyat. Dalam Al-Qur'an, Allah memaparkan peristiwa menakutkan yang
akan terjadi pada hari itu:
Tidak, hari akhirat sudah dijanjikan untuk mereka; dan saat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Surat al-Qamar, 46)
Ayat Al-Qur'an menunjukkan, peniupan trumpet itu diikuti dengan gempa
dahsyat dan gemuruh keras yang memekakkan telinga. Dalam kehebohan
hiruk-pikuk ini, gunung-gunung mulai goncang dan rontok dengan bumi di
bawahnya. (Surat al-Zalzalah, 1-8).
Gunung-gunung remuk-redam dan menjadi debu-debu yang berhamburan (Surat
al-Waaqi'ah, 5). Pada saat itu, orang-orang menjadi mengerti betapa
remehnya hal-hal yang sampai sekarang mereka puja. Semua nilai-nilai
kebendaan yang mereka buru selama kehidupan mereka tiba-tiba lenyap.
Maka, bila datang malapetaka besar, pada hari kala manusia ingat segala
yang telah diusahakannya, dan api neraka ditampakkan buat siapa saja
yang melihat. (Surat an-Naazi'aat, 34-36).
Pada hari itu, gunung yang terbuat dari batu, tanah, dan karang pun
luruh laksana kayu tersisir (Surat al-Qaari'ah, 5). Manusia menjadi
sadar, kekuatan ini bukan kekuatan alam. Ini karena pada hari itu, alam
pun diratakan. Semua kejadian pada hari itu sangat menakutkan dan
mengerikan. Manusia, binatang, dan alam, semuanya dicekam oleh kengerian
ini. Manusia melihat lautan meluap (Surat al-Infithaar, 3) dan membara
(Surat at-Takwiir, 6).
Langit mulai goyang sebagaimana bumi dan mulai koyak, dengan suatu cara
yang sampai sekarang tak tersaksikan. Biru cerah warna langit yang
biasanya terlihat oleh manusia berubah dan menyerupai lelehan perak
(Surat al-Ma'aarij, 8). Pada hari itu, segala benda di langit yang
biasanya memberi penerangan tiba-tiba padam; matahari digulung (Surat
at-Takwiir, 1), bulan dibelah (Surat al-Qamar, 1), dan matahari dan
bulan disatukan (Surat al-Qiyaamah, 9).
Perempuan-perempuan hamil mengalami keguguran karena ketakutan yang
mencekam pada hari itu. Ketakutan semacam ini pula yang menyebabkan
anak-anak menjadi beruban (Surat al-Muzzammil, 17). Anak-anak menjauh
dari ibu-ibu mereka, istri-istri dari suami-suami mereka, dan
keluarga-keluarga saling menjauh. Allah memberitahukannya dalam
Al-Qur'an:
Lalu bila datang kebisingan yang memekakkan telinga, hari itu orang akan
lari dari saudaranya, dari ibunya dan dari bapanya, dan dari istri dan
anak-anaknya. Masing-masing hari itu sibuk mengurus diri sendiri. (Surat
'Abasa, 33-37)
HARI HISAB
Sehabis semua kejadian itu berlangsung di hari kiamat seperti terpapar
di atas, "trumpet" diperdengarkan untuk kedua kalinya. Suara ini
menandai awal hari kebangkitan kembali semua orang. Hari itu penuh
dengan orang-orang yang bangun dari makam masing-masing yang barangkali
telah mengubur mereka ratusan atau ribuan tahun yang lalu. Kebangkitan
kembali manusia pada hari itu dan keadaan bising yang akan mereka alami
diungkapkan oleh Al-Qur'an :
Dan sangkakala pun ditiup, tiba-tiba dari pusara-pusara mereka
bermunculan serentak menuju Tuhan. Mereka berkata, "Wahai celakalah kami
! Siapakah yang membangunkan kami ini dari tempat tidur kami?" (Ada
suara yang akan berkata,) "Inilah yang dijanjikan oleh Yang Maha
Pemurah, dan benar jugalah kata-kata para rasul!" Itu hanyalah dengan
sekali suara yang dahsyat, tiba-tiba mereka pun muncul di hadapan Kami.
Maka pada hari ini tak ada orang yang akan dirugikan sedikit pun, dan
kamu akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatanmu dulu. (Surat
Yaasiin, 51-54)
Pada hari itu, semua hal yang manusia menolak memikirkannya, yang
manusia tidak mau mengerti, dan yang manusia lari darinya, terbentang
lebar-lebar. Mereka tidak dapat menghindar atau pun menyangkalnya lagi.
Saat itu orang-orang ini, dengan wajah yang membayangkan kehinaan, dan
kepala tertunduk, muncul dari makam dan berkumpul, bumi memancarkan
cahaya dan kitab setiap orang dibawakan satu demi satu dan diberikan
kepadanya.
Pada hari kumpul ini, kala berbondong-bondong orang yang sampai sekarang
tak terlihat bersama-sama, kondisi orang beriman dan orang kafir
jelas-jelas berbeda. Dalam Al-Qur'an, hal ini ditunjukkan sebagai
berikut:
Adapun orang yang diberi catatannya di tangan kanannya, ia akan berkata,
"Ambillah! Bacalah catatanku olehmu! Aku sudah mengira bahwa aku akan
menerima perhitunganku (Surat al-Haaqqah, 19-21)
Adapun orang yang diberi catatannya di tangan kirinya, ia akan berkata,
"Wahai! Coba aku tidak diberi catatan ini! Aku tidak tahu bagaimana
perhitunganku. Wahai! Cobalah kematian cukup menyudahi aku! Harta
kekayaanku tak bermanfaat bagiku. Kekuasaanku pun hancur semua. (Surat
al-Haaqqah, 25-29)
Pada hari itu, tak satu pun orang yang diperlakukan zalim. Semua orang
diganjar setara dengan perbuatannya di dunia. Bagi orang-orang yang
tidak beriman, hari itu sangat mengerikan; hari itu kehidupan yang abadi
di neraka dipastikan bagi mereka.
Ayat-ayat berikut ini mengungkap dengan jelas apa yang akan terjadi di
hari hisab pada orang-orang yang berkeras kepala mengingkari Allah
sepanjang hayat mereka dan orang-orang yang mengikuti tamu-tamu hari
hisab yang sia-sia berpamrih:
Sangkakala ditiup, maka segala yang ada di langit dan yang ada di bumi
pingsan, kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sekali
lagi, tiba-tiba mereka tegak berdiri dan menunggu.
Dan bumi memancarkan cahaya Tuhannya; Kitab (catatan perbuatan) akan
diletakkan (terbuka); para nabi dan saksi-saksi akan didatangkan; dan
dijatuhkanlah keputusan yang adil di antara mereka; dan mereka pun tak
akan dirugikan.
Dan setiap orang akan dibalas sepenuhnya apa yang sudah dikerjakannya; dan Dia tahu apa yang mereka kerjakan.
Orang-orang kafir dibawa ke neraka secara berbondong-bondong; hatta,
bila mereka sudah sampai, pintu-pintunya dibuka, dan penjaga-penjaganya
berkata, "Bukankah para rasul dari kalanganmu sendiri sudah datang
kepadamu membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan mengingatkanmu tentang
pertemuanmu hari ini ?" Mereka menjawab, "Memang," (Kepada mereka)
dikatakan, "Masuklah kamu ke pintu-pintu gerbang jahanam, tinggal di
dalamnya; sungguh buruk tempat orang yang sombong." (Surat az-Zumar,
68-72)
NERAKA
Dosa terbesar yang mungkin dilakukan adalah durhaka kepada Allah,
Pencipta dan Pemberi Hidup. Dengan diciptakan sebagai hamba Allah,
manusia, bila bertentangan dengan tujuan penciptaannya, secara alamiah
pantas dihukum sesuai dengan dosanya. Nerakalah tempat pemberlakuan
hukuman ini. Kebanyakan manusia menjalani kehidupannya dengan terlena
tanpa memikirkan hal ini sama sekali. Salah satu alasan terpenting
keterlenaan ini adalah ketidakmampuan untuk membuat penaksiran yang
benar mengenai Allah. Terdapat banyak orang yang menghargai Allah karena
sifat belas kasih, pemurah, dan pemaaf; mereka tidak merasakan takut
yang mendalam hingga lubuk hati sebagaimana yang seharusnya. Ini
menyebabkan orang-orang ini tidak peka terhadap perintah dan anjuran
Allah. Mengenai bahaya ini, Allah telah mengingatkan manusia pada
khususnya dalam Al-Qur'an:
Hai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu, dan takutlah kamu pada hari
bila seorang ayah kelak tidak lagi berguna bagi anaknya dan seorang anak
tidak lagi berguna sedikit pun bagi ayahnya. Sungguh, janji Allah
benar. Maka janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia, dan ajngan
sampai penipu utama menipu kamu tentang Allah. (Surat Luqmaan, 33)
Allah, pemilik sifat-sifat dan nama-nama terindah, memang pengasih,
pemurah, dan pemaaf. Akan tetapi, harus diingat bahwa di samping itu
Allah senantiasa Adil, Penakluk segalanya, dan Pemaksa; bahwa Allah
dekat dengan orang-orang mukmin namun jauh dari pemuja-pemuja berhala,
orang-orang kafir, dan orang-orang munafik; bahwa Dialah Pembalas
perbuatan; dan bahwa neraka adalah tempat kesempurnaan perwujudan
sifat-sifat-Nya yang terakhir ini.
Orang-orang mempunyai kepercayaan takhyul mengenai pokok persoalan ini
karena beberapa alasan. Mereka menganggap bahwa sesudah mereka mati,
mereka akan berada di neraka untuk menebus dosa-dosa yang mereka lakukan
di dunia, tetapi akan naik ke surga seusai hukuman ini selesai dan akan
tinggal di sana selamanya. Namun ternyata, dalam Al-Qur'an Allah
memberi tahu kita bahwa baik kehidupan di neraka maupun di surga akan
berlangsung kekal dan tak seorang pun akan dikeluarkan dari situ kecuali
atas kehendak Allah:
Dan mereka berkata, "Api neraka tidak akan menyentuh kami selain untuk
beberapa hari saja." Katakanlah, "Sudahkah kamu memperoleh janji dari
Allah, karena Dia tidak akan pernah mengingkari janji-Nya, ataukah kamu
berkata tentang Allah yang tiada kamu ketahui?" Bahkan barangsiapa
melakukan kejahatan dan ia sudah dilingkari dosanya, itulah penghhuni
neraka; di sana mereka tinggal selamanya.
Di sana mereka akan mengalami siksaan-siksaan seperti api, panas, gelap,
asap, sempit, buta, terdesak, lapar, haus, air nanah, air mendidih, dan
racun pohon zaqqum. Di samping azab lahiriah, mereka juga akan
menderita siksaan batiniah yang keras yang menimpa hatinya (Surat
al-Humazah, 5-9). Siksaan mengerikan di neraka yang akan dijalani oleh
orang-orang yang mengingkari keberadaan Allah dipaparkan secara rinci
dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an mengungkap betapa penting pokok
persoalan ini bagi manusia. Kemurkaan neraka sedemikian besar sehingga
tidak bisa dibandingkan dengan segala derita di dunia ini. Dalam
Al-Qur'an, Allah memaparkan babak-akhir mengerikan yang akan dialami
oleh orang-orang kafir:
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dicampakkan ke tempat yang akan
melumatkan. Dan apa yang membuat engkau tahu tempat yang melumatkan?
(Itulah) api Allah yang dinyalakan, yang akan naik sampai ke hati, yang
akan menyelubungi mereka, di tiang-tiang yang menjulur panjang. (Surat
al-Humazah 4-9)
Wajah-wajah hari itu tunduk merendah, bekerja keras meletihkan,
sementara mereka masuk ke dalam api menyala, diberi minuman dari mataair
mendidih. Tak ada makanan buat mereka selain dari dharii', yang tidak
akan menyehatkan dan membebaskan orang dari kelaparan. (Surat
al-Ghaasyiyah, 2-7)
Kami sediakan buat orang-orang kafir rantai, belenggu, dan api membara. (Surat al-Insaan, 4)
Inilah neraka jahanam yang didustakan oleh orang-orang durjana. Mereka
berkeliling di antaranya dan di antara air panas mendidih. (Surat
ar-Rahmaan, 43-44)
Tetapi mereka yang kafir, bagi mereka hanyalah api neraka; tak ada batas
waktu yang ditentukan sampai mereka mati, juga hukuman tidak akan
diperingan bagi mereka. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang
tiada bersyukur. Di situ mereka berteriak keras-keras, "Tuhan,
keluarkanlah kami; kami akan berbuat amal kebaikan; tidak seperti yang
sudah kami lakukan!"-"Bukankah Kami sudah ememberi kamu umur panjang
supaya dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir; dan orang yang
memberi peringatan sudah datang kepadamu. Maka rasakanlah (hasil
perbuatanmu). Bagi orang yang zalim tak ada penolong." (Surat Faathir,
36-37)
Mereka yang dikumpulkan ke neraka menurut keburukan mereka, itulah
tempat yang paling buruk dan jalan yang sangat menyesatkan. (Surat
al-Furqaan, 34)
Bila (api neraka) itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka
mendengar suara geram dan menghembus napas. Dan bila mereka dilemparkan
ke dalam tempat yang sempit, di sana mereka memohon dibinasakan. "Jangan
hari ini kamu memohonkan sekali kehancuran, tapi mohonlah kehancuran
yang berulang-ulang." (Surat al-Furqaan, 12-14)
RUMAH YANG DIJANJIKAN BAGI ORANG BERIMAN: SURGA
Tiada seorang pun tahu cendera mata apa yang masih tersembunyi bagi
mereka-sebagai balasan atas amal kebaikan yang mereka lakukan. (Surat
as-Sajdah, 17)
Surga adalah tempat yang dijanjikan bagi kaum mukminin atas keimanan
mereka kepada Allah dan ketaatan mereka kepada-Nya. Surga, sebagaimana
terpapar dalam banyak ayat, merupakan tempat yang diselimuti dengan
aneka jenis berkah dan merupakan tempat tinggal kebahagiaan abadi. Allah
menghadiahkan surga bagi orang-orang yang beriman sebagai pahala atas
amal mereka di dunia.
Surga adalah tempat pengungkapan sifat pemurah Allah (kemurahan yang
hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman kepada Yang Maha
Pemurah, Yang mengganjar orang-orang yang menggunakan berkah-Nya dengan
tepat dengan berkah lain yang abadi dan lebih unggul). Karena itu, surga
merupakan rumah kebahagiaan yang mengandung segala hal yang mungkin
diinginkan oleh jiwa manusia melebihi paparan ayat-ayat tersebut.
Dalam benak sebagian manusia, kata "surga" membangkitkan pikiran yang
agak terbatas, karena mereka menduga surga tempat keindahan alamiah
belaka, seperti taman ria. Akan tetapi, surga yang merupakan pikiran ini
amat berbeda dengan surga yang terpapar dalam Al-Qur'an.
Dalam Al-Qur'an, surga dipaparkan sebagai tempat yang mengandung segala yang mungkin dikehendaki oleh manusia:
Diedarkan kepada mereka pinggan dan piala emas; di dalamnya ada yang
menjadi idaman dan sedap dipandang mata; dan kamu akan kekal di
dalamnya. (Surat az-Zukhruf, 71)
Di ayat lain, kita diberi tahu bahwa di surga bahkan terdapat lebih dari yang bisa diinginkan oleh manusia:
Segala yang mereka inginkan ada di dalamnya, dan ada tambahan dari Kami Sendiri. (Surat Qaaf, 35)
Dengan kata lain, berlawanan dengan kepercayaan umum, surga menawarkan
berkah yang berlimpah, berkah yang belum terlihat oleh manusia sepanjang
hayat mereka di dunia ini dan bahkan tak terbayangkan oleh mereka.
Orang-orang beriman akan diberi pahala kehidupan kekal di surga atas
ketaatan mereka kepada Allah semasa hidup di dunia dan atas jalan hidup
mereka yang menuruti kehendak-Nya.
Surga yang dijanjikan bagi orang-orang beriman ini dijelaskan dalam berbagai ayat:
Dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik
bahwa bagi mereka tersedia taman-taman surga, di dalamnya mengalir
sungai; setiap waktu mereka mendapat rizki berupa buah-buahan, mereka
berkata, "Rizki inilah yang dulu diberikan kepada kami," karena mereka
pernah mendapatkan yang serupa; dan bagi mereka di sana ada
pasangan-pasangan yang suci bersih; dan di sana mereka tinggal
selamanya. (Surat al-Baqarah, 25)
Orang yang bertakwa berada di taman-taman dan matair (air bersih yang
melimpah). (Akan disambut dengan) "Masuklah dengan damai dan aman." Dan
akan Kami cabut dari hati mereka segala rasa dendam; (mereka akan)
bersaudara saling berhadapan di atas singgasana (kemuliaan). Tak ada
rasa letih menghinggapi mereka, dan tidak (pernah) disuruh keluar.
(Surat al-Hijr, 45-48)
Bagi merekalah taman-taman bahagia yang abadi, yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai; mereka akan dihiasi dengan gelang emas, dan mereka akan
mengenakan pakaian hijau dari sutera halus dan brokat tebal; mereka di
sini bersandar di atas peterana. Sungguh balasan yang baik! Sungguh
tempat istirahat yang indah! (Surat al-Kahfi, 31)
Sungguh, penghuni surga hari itu dalam kesibukan yang menyenangkan.
Mereka dan pasangan-pasangan mereka berada di tempat yang teduh,
bersandar di atas singgasana (kehormatan). Buah-buahan tersedia bagi
mereka, dan akan mereka dapatkan segala yang mereka inginkan. "Salam!",
sebuah firman (sapaan) dari Tuhan, Maha Pengasih. (Surat Yaasiin, 55-58)
Adapun mereka yang bertakwa berada di tempat yang aman, di taman-taman
dan mataair; mengenakan pakaian sutera halus dan brokat; mereka akan
saling berhadapan. Demikianlah, dan Kami pertemukan mereka
berpasang-pasangan dengan yang bermata indah, besar, dan berkilau. Di
sana mereka dapat meminta buah-buahan dengan aman. Di sana mereka tak
akan mengalami kematian lagi, selain kematian yang pertama; dan mereka
dilindungi dari siksa api neraka, suatu karunia dari Tuhanmu; itulah
kemenangan yang besar. (Surat ad-Dukhaan, 51-57)
Tetapi mereka yang beriman dan mengerjakan amal kebaikan akan Kami beri
tempat kediaman di surga, tempat kediaman yang tinggi, di bawahnya
mengalir sungai-sungai, kekal di dalamnya; itulah pahala terbaik bagi
orang yang beramal! (Surat al-'Ankabuut, 58)
PERINGATAN BAGI MEREKA YANG AKAN DISELAMATKAN
Setiap orang tentu saja bebas untuk hidup sesuai dengan keinginannya di
dunia ini dan untuk memilih jalan yang ia kehendaki. Tak seorang pun
berhak untuk memaksa orang lain. Namun, sebagaimana orang-orang yang
meyakini keberadaan Allah dan keadilan-Nya yang abadi, tugas suci kita
adalah mengingatkan orang-orang yang menolak Allah dan yang tidak
menginsafi keadaannya sekarang. Allah mengabari kita keadaan orang-orang
ini yang sungguh perlu diperhatikan:
Manakah yang terbaik? Mereka yang mendirikan bangunannya atas dasar
takwa dan keridaan Allah, ataukah yang mendirikan bangunannya di atas
tanah pasir di tepi jurang lalu runtuh bersamanya ke dalam api neraka?
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada mereka yang zalim. (Surat
at-Taubah, 109)
Orang-orang yang dengan sengaja berpaling dari firman-firman Allah, atau
yang dengan tak insaf menolak Pencipta mereka, tidak akan diselamatkan
sama sekali di Hari Akhir. Jika mereka tidak bertobat dan diberi hidayah
oleh Allah, Yang menciptakan mereka, maka mereka akan dikenai hukuman
seberat-beratnya. Azab abadi yang menunggu mereka dinyatakan dalam
Al-Qur'an:
Tetapi mereka yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami, mereka itulah
golongan kiri. Mereka akan di neraka yang terkurung rapat. (Surat
al-Balad, 19-20)
Cara menyelamatkan diri dari azab abadi dan untuk mendapatkan surga yang kekal adalah jelas:
Berimanlah kepada Allah dengan tulus sebelum terlambat.
Jalanilah kehidupan untuk mencari keridaan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar